Senin, 28 November 2016

Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan - Krisis kapabilitas menghantui Indonesia jika tidak tersedia eksplorasi dan juga eksploitasi lapangan minyak dan gas bumi (migas). Padahal, kepentingan bisa kapabilitas di Tanah Air terlampau besar bersamaan perkembangan ekonomi dan kuantitas penduduk.

Jauh sebelum selagi tepat tepat bisa bisa mengalami krisis energi, Indonesia pernah jadi bagian Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Kala itu pada 1980-an, bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama memproduksi minyak yang berlimpah, Indonesia bisa mencukupi kepentingan di di dalam negeri, apalagi surplus memproduksi minyak. Alhasil, terlampau berlebih memproduksi minyak ini mempunyai pengaruh Indonesia melaksanakan ekspor minyak. Sayangnya, Indonesia terpedaya dan selanjutnya tepat ini untuk mencukupi kepentingan minyak, aktivitas impor harus dilakukan.

Indonesia pada mulanya udah jadi bagian OPEC, tepatnya pada 1962 hingga 2008. Sejak Januari 2009, keanggotaan Indonesia dibekukan dikarenakan tidak kembali jadi negara net exportir minyak. Dengan berjalannya waktu, Indonesia kembali jadi bagian OPEC, walaupun tepat ini kebanyakan memproduksi minyak Indonesia raih 830.000 barel per hari (bph). 

Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan


Melihat keadaan ini, PT Pertamina (Persero) sebagai national oil company (NOC) tetap melacak sumber kapabilitas baru untuk kepentingan generasi mendatang. Apalagi, cadangan terbukti (proven reserve) minyak Indonesia sekira 3,7 miliar barel saja atau bisa habis 10 th. mendatang. Di aspek lain, cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional hanya untuk 18–22 hari. Cadangan itu pun bukan mempunyai negara, namun mempunyai Pertamina.

Sebagai pembanding, Singapura mempunyai cadangan BBM hingga 90 hari, China juga menimbun cadangan BBM hingga 90 hari, Amerika Serikat apalagi mempunyai cadangan untuk 260 hari. Mengingat kepentingan kapabilitas tepat ini udah terlampau besar, tak pelak Pertamina harus melaksanakan impor minyak dikarenakan memproduksi di di dalam negeri tidak bisa mencukupi kepentingan nasional. Apalagi, jika tak tersedia eksplorasi dan eksploitasi yang dijalankan secara masif, Indonesia benar bisa mengalami krisis energi.

Tak berharap krisis kapabilitas melanda Indonesia, Pertamina berekspansi melacak sumber kapabilitas baru, baik di di di dalam negeri hingga ke luar negeri. Mencari sumber kapabilitas baru ini dijalankan bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama pengembangan lebih berasal berasal berasal dari satu lapangan minyak dan gas bumi (migas) yang existing, pengembangan infrastruktur migas, kerjasama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama perusahaan migas asing hingga akuisisi blok migas di luar negeri. Energi tak tetap berurusan bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama migas, namun

Pertamina juga mengembangkan panas bumi (geothermal) lewat Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai kapabilitas listrik. Dengan langkah ini, Pertamina mewujudkan kemandirian kapabilitas nasional yang sepanjang ini tetap tersandera bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama aktivitas impor. Di tengah penurunan harga minyak dunia, tak menyurutkan langkah Pertamina melaksanakan ekspansi besar-besaran faedah mencukupi kepentingan kapabilitas untuk generasi mendatang dan mewujudkan kemandirian kapabilitas nasional. Langkah yang disita alih Pertamina terlampau tepat bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama udah diberi sinyal tangan lebih berasal berasal berasal dari satu kerjasama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama perusahaan migas asing hingga akuisisi.

Pada akhir September 2016, Pertamina melaksanakan perjanjian kerjasama (MoU) bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama tidak benar satu perusahaan minyak dan gas berasal berasal berasal berasal dari luar negeri. Perusahaan selanjutnya adalah Sonatrach berasal berasal berasal berasal dari Aljazair. Kerjasama ini pun merupakan sambungan dan kesepahaman yang udah dicapai keduanya pada 2012.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Puponegoro menuturkan, berpartner bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama Sonatrach dikerjasamakan bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama bersama anak perusahaannya PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP). Keduanya bisa berpartner untuk memproduksi minyak dan gas di lebih berasal berasal berasal dari satu blok di Aljazair.

Pertamina Solusi Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan - PT Pertamina (Persero) mempunyai posisi yang kuat untuk sanggup mengelola Blok Sanga-Sanga pasca-habisnya kontrak pengelolaan lokasi kerja minyak dan gas di Kalimantan Timur sesudah itu terhadap Agustus 2018. Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, Pertamina telah memasukkan proposal untuk pengelolaan Blok Sanga-Sanga ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) dan juga pemerintah.

"Kami sebenarnya berminat. Kami belum sampai investasi, baru teknikal evaluasi. Nanti pemerintah bakal memanggil kita dan bertanya konsep di Sanga-Sanga layaknya apa, layaknya proses di Blok Mahakam," kata Syamsu di Jakarta, Kamis (10/11/2016). Pertamina miliki konsep mengintegrasikan Blok Sanga-Sanga bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan bersama dengan sarana memproduksi migas mempunyai perseroan lainnya di lokasi Kalimantan. 

Pertamian Solusi Bahan Bakar Ramah Lingkungan


Apalagi setelah Blok Mahakam bakal menjadi dioperasi Pertamina menjadi awal 2018. Selain Sanga-Sanga, Pertamina juga miliki konsep untuk menyita alih alih alih alih Blok East Kalimantan yang bakal berakhir kontraknya terhadap Agustus 2018. Saat ini Blok East Kalimantan dikelola PT Chevron Indonesia Company. "Kebetulan East Kalimantan di utara dan selatan ada Mahakam, dan ada juga Sanga-Sanga. Secara total menjadi satu kompleks, nanti diintegrasikan," tandas Syamsu.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan th. ini telah ada keputusan nasib Blok Sanga-Sanga setelah kontraknya berakhir. Tujuannya agar ada kepastian investasi bagi operator di blok yang telah beroperasi 50 th. itu.

Hak partisipasi Sanga-Sanga dikuasai BP East Kalimantan sebesar 26,25%, Lasmo Sanga Sanga 26,25%, Virginia Indonesia Co LLC 7,5%, OPICOIL Houston Inc sebesar 20%, Universe Gas & Oil Company 4,37%, dan Virginia International Co LLC 15,63%. Saat ini, PT VICO Indonesia menjadi operator Blok Sanga-Sanga. Per 30 Juni 2016, SKK Migas mencatat Blok Sanga-Sanga telah menyumbang lifting atau memproduksi siap menjajakan minyak sebanyak 18 ribu barel per hari. Sedangkan lifting gas sebanyak 31 ribu barel oil ekuivalen per hari (BOEPD).

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan - PT Pertamina (Persero) mampu berkelanjutan menambah kuantitas armada tanker mempunyai untuk menambah volume pengangkutan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) karena distribusi BBM di Indonesia mempunyai jalan paling kompleks di dunia. Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, mengimbuhkan kapal ini merupakan implementasi berasal berasal berasal berasal berasal dari Shipping Excellence yang merupakan bagian berasal berasal berasal berasal berasal dari program Marketing and Operation Excellence.

Selama 2016-2017, Pertamina Kedatangan delapan unit kapal general purpose (GP) bersama dengan bobot mati 17.500 deadweight tonnage (DWT) yang dikirim oleh tiga galangan kapal nasional. Total investasi pembelian delapan unit kapal sehabis itu sebesar USD200 juta atau sekira Rp2,6 triliun.

"Kami mampu bangun di di di dalam negeri, ada di Batam, dan Lamongan. Kami rela mampu termasuk support pebisnis kapal nasional. Saat ini galangan kapal lokal kan baru mampu 17 ribu DWT, tapi nanti mampu saja kita memesan untuk 100 ribu DWT," kata Wianda di di dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (25/11/2016). Menurut Wianda, begitu luasnya area yang kudu dijelajahi dan begitu banyaknya pulau yang kudu disinggahi membawa dampak Pertamina mengandalkan kapal tanker untuk menyalurkan BBM. Selain itu, lanjut Wianda, mengimbuhkan kapal merupakan implementasi berasal berasal berasal berasal berasal dari shipping excellence yang merupakan bagian berasal berasal berasal berasal berasal dari program marketing and operation excellence. Hal ini termasuk seiring bersama dengan lima pilar prioritas strategis Pertamina th. ini, yakni untuk memperkuat infrastruktur yang mampu menunjang kemampuan saing perusahaan. 

Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan


"Penambahan kapal sehabis itu untuk melayani distribusi BBM semua Indonesia bersama dengan 111 terminal BBM dan jalan distribusi terkompleks di dunia fungsi terciptanya keamanan pasokan (security of supply) dan pertolongan pada kemampuan saing Pertamina di level nasional maupun internasional," tambahnya. Hingga September 2016, Pertamina mempunyai kuantitas armada tanker mempunyai sebanyak 217 kapal, naik 8% atau jadi jadi 16 kapal dibandingkan periode September 2015 sebanyak 201 kapal.

Selain itu, dibandingkan object di di dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2016, realisasi sampai September lebih tinggi enam unit. Kapal yang dimiliki Pertamina terdiri atas banyak ragam jenis, pada lain kapal tanker berukuran kecil (small tanker I) bersama dengan bobot mati paling rendah 1.470 MT sampai terbesar 3.500 MT. Juga ada small tanker II bersama dengan bobot mati 6.500 MT sampai 6.736 MT dan kapal small purpose bersama dengan bobot mati 15.277-17.780 MT. Untuk medium range,

Pertamina termasuk mempunyai kapal bersama dengan bobot mati paling rendah 29.941 MT dan tertinggi 40.374 MT. Adapun kapal bersama dengan skala large range terbesar berbobot mati 107.538 yang dibikin pada 2009 dan paling rendah 86.964 MT. "Kami termasuk mempunyai kapal gas carrier ukuran kecil 3.472 MT dan mid sie yang berukuran 17.400 MT," mengetahui Wianda. Pertamina menurut Wianda, mampu berkelanjutan mengoptimalkan penggunaan tanker mempunyai untuk mampu mengangkut produk-produk minyak karena saat ini lebih banyak FOB daripada cost, insurance and freight (CIF). Dengan mempunyai kapal mempunyai sendiri Pertamina jadi lebih efisien karena tidak lagi laksanakan pola penyewaan kapal.